Rpp K13 – Sebagai seorang guru, istilah RPP tentu saja bukan sesuatu yang asing. Apalagi jika Anda adalah seorang guru SD. Pembuatan RPP K13 SD bisa dibilang sebagai salah satu kunci penting dari proses belajar dan mengajar.
Namun, banyak juga guru yang masih bingung tentang RPP, khususnya para guru baru. Seperti tidak tahu apa itu RPP atau tidak tahu bagaimana cara membuat RPP K13 kelas 1. Jika Anda adalah salah satunya, maka artikel ini merupakan artikel yang tepat untuk Anda.
Sebelum mengetahui bagaimana cara membuat RPP, tentu saja Anda perlu mengetahui lebih dulu apa itu RPP K13. Sehingga, proses pembuatan RPP bisa lebih lancar dan sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
Secara umum, RPP merupakan singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Biasanya, RPP dikembangkan dari silabus dan dibuat untuk satu pertemuan tatap muka atau lebih. Pembuatan RPP ini dilakukan agar kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan Kompetensi Dasar (KD).
Sebuah RPP terdiri dari beberapa elemen dasar. Komponen elemen tersebut diuraikan dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016. Setidaknya, ada 3 komponen utama yang akan Anda temukan dalam RPP, yaitu:
Tujuan pembelajaran dalam RPP biasanya dituliskan dalam bentuk perencanaan operasional. Bagian ini berisi rencana kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa. Tujuan pembelajaran juga dapat berisi satu atau beberapa tujuan dan harus dapat diukur.
Perbedaan jenjang sekolah atau kelas umumnya memiliki tujuan yang berbeda. Misalnya, RPP K13 kelas 2 semester 1 akan berbeda dengan RPP K13 kelas 6 semester akhir. Namun, beberapa Kompetensi Dasar bisa saja memiliki tujuan yang sama. Khususnya jika jenjang kelasnya tidak berbeda jauh.
Bagian ini memuat langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan. Mulai dari pendahuluan atau pembuka, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup.
Akan tetapi, langkah-langkah ini dapat disesuaikan dengan materi dan kondisi pembelajaran. Sehingga, dalam beberapa kegiatan, pembuka, kegiatan inti, dan penutup tidak harus terlaksana seluruhnya.
Penilaian pembelajaran menjelaskan tentang teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Sedangkan penyajiannya biasanya digunakan dalam bentuk matriks horizontal atau vertikal.
Selain 3 komponen tersebut, beberapa RPP K13 memiliki komponen yang lebih panjang. Akan tetapi, komponen lain selain 3 komponen di atas bersifat sebagai pelengkap.
Secara umum, ada 7 bagian RPP yang dapat ditemukan pada RPP K13 yang lengkap, yaitu:
Bagian identitas mencakup nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan alokasi waktu. Perlu diingat bahwa penyusunan satu RPP adalah untuk satu Kompetensi Dasar.
Pengisian bagian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator tidak dibuat langsung oleh guru. Akan tetapi mengikuti silabus yang telah disusun oleh satuan pendidikan. Sedangkan bagian alokasi waktu diisi dengan jumlah jam pelajaran dan banyaknya pertemuan yang diperlukan untuk menyelesaikan satu Kompetensi Dasar.
Tujuan pembelajaran menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui sebuah Kompetensi Dasar. Karena itu, tujuan pembelajaran harus berupa tujuan yang dapat diukur.
Materi pembelajaran dibuat dengan mengacu pada materi pokok yang ada di silabus. Karena itu, pembuatan materi pembelajaran dalam RPP K13 kelas 5 ataupun kelas lainnya harus menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat.
Metode pembelajaran dapat disesuaikan dengan karakteristik pendekatan atau strategi pembelajaran yang dipilih. Karena itu, bentuknya dapat berupa metode, model, atau pendekatan pembelajaran yang mendukung proses belajar.
Langkah-langkah pembelajaran menjelaskan secara rinci mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Idealnya, langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Namun, sering kali pertemuan dilaksanakan tanpa adanya salah satu dari kegiatan tersebut.
Pemilihan sumber belajar disesuaikan dengan rumusan yang ada dalam silabus yang sudah dibuat oleh satuan pendidikan.
Sebagai contoh, jika silabus menyebutkan bahwa sumber belajar berasal dari sebuah buku teks, maka RPP juga mencantumkan hal yang sama. Hanya saja, RPP K13 menyebutkan dengan lebih rinci. Mulai dari judul buku, pengarang, hingga halaman acuan.
Selain buku teks, sumber belajar juga bisa berasal dari lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan ajar lainnya.
Ada banyak bentuk penilaian yang biasa digunakan sebagai sumber penilaian. Yang paling umum adalah penilaian dalam bentuk tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, atau tugas rumah. Jika penilaian berbentuk tugas rumah seperti proyek, maka penilaian harus disertai dengan rubrik penilaian.
Idealnya, sebuah RPP terdiri dari 7 bagian RPP yang telah disebutkan. Akan tetapi, cukup jarang guru yang membuat RPP lengkap seperti itu. Umumnya, RPP yang dibuat hanya berisi 3 elemen penting saja, yaitu tujuan, langkah-langkah, dan penilaian pembelajaran. Elemen lainnya adalah elemen pelengkap yang mendukung 3 elemen utama tersebut.
Secara umum, tidak ada syarat khusus untuk membuat RPP. Namun, ada 3 prinsip dasar yang harus diperhatikan saat membuat RPP K13 kelas 2 atau kelas yang lebih tinggi, yaitu prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid.
– Efisien : Penulisan RPP harus dilakukan secara tepat tanpa menghabiskan banyak waktu dan tenaga.
– Efektif : Penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
– Berorientasi pada murid : Penulisan RPP mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar murid di kelas.
Tidak ada standar baku dalam penulisan RPP. Guru memiliki kebebasan penuh untuk menggunakan format penulisan RPP sesuai kebutuhan. Selain itu, guru juga dapat membuat, memilih, mengembangkan, hingga membagikan format RPP yang dimilikinya.
Guru juga memiliki kebebasan untuk menentukan panjang RPP. Bahkan, RPP bisa dibuat sangat singkat, misalnya satu halaman saja. Yang terpenting, penyusunan RPP tersebut dilakukan dengan memperhatikan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid.
Membuat RPP sebenarnya bukan hal yang sulit. Meski begitu, hal ini juga dapat sedikit membingungkan. Apalagi bagi guru yang baru pertama kali membuat RPP K13 atau pun guru yang baru pertama kali mengajar.
Akan tetapi, membuat RPP sebenarnya tidak terlalu membingungkan. Khususnya jika Anda mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat RPP yang baik. Sebagai gambaran, berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda jadikan acuan untuk membuat RPP.
Umumnya, perubahan kurikulum nasional akan berpengaruh terhadap proses pembuatan RPP. Karena itu, guru perlu memahami kurikulum nasional yang berlaku. Jika Anda ingin membuat RPP K13, maka Anda perlu mengkaji dan memahami silabus Kurikulum K13 sebagai acuan.
Untuk mengkaji silabus, maka guru perlu melakukan pengkajian terhadap Kompetensi Dasar, indikator, kegiatan belajar, dan penilaian yang sesuai dengan aspek Kompetensi Inti. Sehingga, kegiatan pembelajaran yang dilakukan bisa mendukung pencapaian Kompetensi Dasar yang diharapkan.
Selanjutnya, pengembangan RPP juga harus menyesuaikan dengan tujuan kurikulum 2013. Setidaknya, ada dua aspek yang harus dipertimbangkan saat menentukan tujuan. Yaitu aspek peserta didik dan aspek kemampuan peserta didik.
Dengan kata lain, tujuan pembelajaran harus dapat mendorong keaktifan siswa. Sehingga, siswa dapat mencapai tujuan yang sesuai dengan indikator pencapaian dan Kompetensi Dasar.
Kegiatan pembelajaran dikembangkan agar dapat mendorong keaktifan siswa dalam belajar. Umumnya, kegiatan pembelajaran mencakup pendahuluan, inti, dan penutup. Secara khusus, kegiatan pembelajaran dapat berupa kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Dalam kegiatan ini, peserta didik diharapkan dapat menunjukkan keaktifan dengan empat cara. Yaitu melalui pengamatan, pertanyaan, pengasosiasian, dan penyajian. Bentuk keaktifan juga dapat disesuaikan dengan materi yang disampaikan.
Selanjutnya, RPP K13 juga menjelaskan tentang penjabaran jenis penilaian yang digunakan. Ada beberapa bentuk penilaian yang dapat dilakukan. Setiap jenis materi atau pembelajaran bisa saja memiliki jenis penilaian yang berbeda pula.
Ada banyak bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru. Mulai dari penilaian dalam bentuk tes maupun non tes. Penilaian juga dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Misalnya melalui pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya, tugas, proyek, produk, penggunaan portofolio, self-assessment, dan lain sebagainya.
Di samping itu, penilaian juga perlu menyesuaikan dengan tujuan kompetensi. Sehingga, penilaian yang dilakukan harus bisa mengukur pencapaian kompetensi yang diharapkan. Jika siswa tidak mampu mencapai kompetensi sesuai harapan, maka pendidik dapat melakukan tindak lanjut. Seperti remidi, pengayaan, atau pun bentuk perbaikan proses belajar lainnya.
Selanjutnya, RPP K13 juga harus dapat menunjukkan perkiraan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai KKM. Penentuan alokasi waktu ini dibuat dengan mempertimbangkan jumlah Kompetensi Dasar dan minggu efektif sekolah.
Bukan hanya jumlah Kompetensi Dasar, alokasi waktu juga mempertimbangkan level kesulitan kompetensi, keluasan, kedalaman, dan prioritas Kompetensi Dasar. Sehingga, alokasi waktu antar Kompetensi Dasar yang satu dengan yang lain bisa saja berbeda.
Selain mempertimbangkan tingkat kesulitan, alokasi waktu juga perlu mempertimbangkan aspek siswa. Seperti kemampuan siswa menerima materi ajar. Tentu saja perkiraan ini harus dapat mengakomodir kemampuan siswa yang cenderung beragam.
Pemilihan sumber belajar ini disesuaikan dengan tujuan, indikator, dan Kompetensi Dasar yang menjadi capaian materi. Sehingga, sumber belajar yang digunakan dalam RPP bisa bersumber dari mana saja.
Sumber belajar yang paling banyak digunakan adalah buku pelajaran. Namun, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain. Seperti majalah, media elektronik, lingkungan belajar dan tempat tinggal, wawancara narasumber, dan berbagai sumber lainnya.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, alokasi waktu RPP bisa cukup beragam. Alokasi waktu ini menyesuaikan dengan level kesulitan dari Kompetensi Dasar yang dibahas. Selain itu, penentuan alokasi waktu juga harus mempertimbangkan minggu efektif belajar.
Sebagai gambaran cara menghitung hari efektif ini bisa Anda jadikan acuan. Misalnya saat membuat RPP K13 kelas 4 SD atau jenjang kelas dan sekolah yang lebih tinggi.
Perhitungan hari efektif sangat penting untuk merencanakan kegiatan pembelajaran. Namun, sebelum menghitung hari efektif, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan alokasi waktu RPP. Yaitu aturan pemerintah, hari-hari libur, dan agenda pendidikan. Termasuk juga waktu ujian sekolah dan jeda antar semester.
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka Anda dapat mulai menghitung hari efektif dengan rumus:
Hari Keseluruhan (HK) – (Hari Libur + agenda pendidikan yang telah ditetapkan) = Hari Efektif (HE)
Setelah mengetahui Hari Efektif, guru dapat mengetahui pekan efektif belajar. Selanjutnya, pekan efektif belajar ini akan menjadi acuan untuk mengetahui jumlah jam pelajaran efektif dalam satu pekan. Dari sini, guru dapat membagi kegiatan sesuai dengan jumlah pekan efektif dan jam pelajaran.
Sebagai contoh, misalnya terdapat 25 pekan dalam satu tahun. 9 pekan di antaranya adalah pekan tidak efektif. Sehingga, hanya ada 16 pekan efektif dalam satu satu tahun. Selanjutnya, angka tersebut dapat digunakan untuk menghitung alokasi kegiatan belajar suatu mata pelajaran.
Misalnya, sebuah mata pelajaran hanya memiliki 2 jam pelajaran dalam satu pekan. Maka, mata pelajaran tersebut hanya memiliki 32 jam pelajaran efektif. Dari sini, guru dapat merencanakan distribusi kegiatan pembelajaran.
Umumnya, 32 jam pelajaran tersebut akan dibagi seperti ini:
– Tatap muka = 24 jam pelajaran
– Ulangan harian = 4 jam pelajaran
– UTS = 2 jam pelajaran
– UAS = 2 jam pelajaran
Biasanya, 2 jam pelajaran dalam RPP K13 kelas 3 atau kelas lainnya, sama dengan 1 pertemuan saja. Sehingga, kompetensi yang dituju harus dapat diselesaikan dalam 12 pertemuan saja.
Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP K13 tentu saja menyesuaikan tujuan dari kurikulum 2013 itu sendiri. Dalam kurikulum ini, keaktifan siswa adalah kunci dari penerapan kurikulum di sekolah. Karena itu, guru juga diharapkan mampu mendorong siswa untuk bersikap lebih aktif.
Setidaknya, ada 3 tahapan umum yang menjadi langkah-langkah pembelajaran dalam RPP K13, yaitu pembukaan, kegiatan inti, dan penutup.
Guru memulai pelajaran dengan memberikan salam pembuka kepada siswa. Kemudian, siswa menjawab salam dari guru. Selanjutnya, guru akan memulai pelajaran dengan memberikan apersepsi, menjabarkan keadaan sekitar, keadaan siswa, atau pun hal lain yang sebagai pengantar ke dalam ilmu yang akan dibahas.
Lalu, guru akan memberikan materi dasar sebagai pengantar. Adanya materi dasar ini bertujuan untuk membantu siswa menentukan konsep sebelum masuk ke kegiatan inti.
Ada beberapa cara dan metode yang bisa dilakukan sebagai bagian dari kegiatan inti. Di antaranya adalah mengamati, bertanya, menalar, dan mencoba. Selain itu, kegiatan inti juga bertujuan untuk mendorong kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa.
Melalui kegiatan inti, siswa diharapkan dapat membangun kerja sama dengan siswa lain, membangun komunikasi aktif, serta dapat menerapkan pemahaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah kegiatan inti selesai dilakukan, guru mengajak siswa untuk mengutarakan inti dari proses pembelajaran tersebut. Sehingga, guru dan siswa memiliki pemahaman dan konsep yang sama.
Guru juga diharapkan dapat memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa. Jika diperlukan, guru juga dapat memberikan pengayaan kepada siswa.
Sebagian orang mungkin masih sulit membedakan antara RPP dengan silabus. Padahal, silabus dan RPP adalah dua hal yang benar-benar berbeda. Setidaknya, ada tiga hal yang membedakan RPP K13 dengan silabus.
Yang pertama, silabus merupakan bentuk perencanaan pembelajaran yang cenderung lebih umum. Sehingga, silabus belum bisa digunakan sebagai pegangan bagi guru. Sedangkan RPP bersifat lebih operasional. Sehingga dapat menjadi pegangan dalam proses pembelajaran.
Kedua, silabus tidak memiliki langkah-langkah pembelajaran secara rinci. Sedangkan RPP memuat langkah-langkah pembelajaran secara rinci dan jelas.
Ketiga, pembuatan silabus dimaksudkan sebagai perencanaan pembelajaran selama satu semester. Sedangkan RPP dibuat untuk satu pertemuan, satu bab, atau satu Kompetensi Dasar.
Nah, itulah beberapa hal mengenai RPP K13. Mulai dari penjelasan apa itu RPP hingga perbedaan RPP dan silabus. Semoga membantu!
BACA JUGA: Guru Wajib Tahu Manfaat dan Tipe Asesmen Diagnostik
Tak sedikit sekolah di Indonesia yang beralih ke sistem digital dalam berbagai aktivitasnya, termasuk untuk…
Bagi siswa yang sedang berencana melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, aplikasi tabungan siswa merupakan…
Membagi buku rapor fisik kini pelan-pelan dapat ditinggalkan berkat adanya aplikasi rapot online. Tak sedikisekolah…
Sektor pendidikan telah mengalami perubahan yang sangat penting, utamanya dalam menyederhanakan berbagai tugas administratif menggunakan…
Tujuan dari setiap platform pendidikan online adalah pembelajaran yang bermutu. Mutu ini harus setara dengan…
Kenapa harus menggunakan nilai ujian sekolah online? Di tengah dunia yang semakin digital, solusi online…