Email telah dikirim!

Untuk melanjutkan perubahan email silahkan cek email Anda untuk Verifikasi email baru Anda.

Email Baru telah diverifikasi.

Silahkan Login menggunakan Email Baru Anda.

landing page
Informasi Login Demo
ADMIN
Username : sekolahdemopijar@gmail.com
Password : sekolahdemo

GURU
Username : guru1@gmail.com
Password : gurudemo

SISWA
Username : 30170521
Password : siswademo

Terima kasih sudah melakukan permintaan demo,
silahkan klik tombol dibawah ini untuk memulai demo

MULAI SEKARANG

Unggah Berkas

Silahkan unggah berkas syarat dan ketentuan
berlangganan yang sudah ditandatangani disini

Format berkas: .doc, .docx, .pdf

Seret dan lepas berkas disini
Atau

Klik disini untuk memilih berkas
Menu Close

10 Cara Membuat Konten Pembelajaran yang Snackable untuk Siswa

Snackable

Dalam era digital saat ini, cara penyampaian informasi sangat mempengaruhi cara siswa belajar dan menyerap pengetahuan. Dilansir dari Storyly, snackable content adalah konten yang pendek, menarik, dan mudah dicerna yang dirancang untuk dikonsumsi dengan cepat. Konten ini mencakup video, infografis, dan meme. 

Konten pembelajaran yang snackable merujuk pada materi yang ringkas, padat, dan menarik sehingga mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Kalau guru ingin tahu cara membuat konten pembelajaran yang snackable, simak informasinya di bawah ini ya.

Cara Membuat Konten Pembelajaran yang Snackable untuk Siswa

Beberapa cara membuat konten pembelajaran yang snackable untuk siswa, yaitu: 

1. Pahami Audiens 

Langkah pertama dalam menciptakan konten yang efektif adalah memahami siapa audiens guru. Beberapa hal yang perlu guru ketahui, yaitu usia, tingkat pemahaman, minat, dan kebutuhan siswa. Misalnya, untuk siswa sekolah dasar, konten harus lebih visual dan interaktif, sementara untuk siswa sekolah menengah, konten dapat lebih mendalam dan analitis. Dengan memahami audiens, guru dapat menyesuaikan gaya dan format konten agar lebih relevan dan menarik.

2. Gunakan Visualisasi yang Menarik

Visualisasi adalah elemen penting dalam membuat konten snackable. Penggunaan gambar, grafik, diagram, dan video dapat membantu menjelaskan konsep yang kompleks dengan cara yang sederhana dan menarik. Penelitian menunjukkan bahwa otak manusia memproses gambar lebih cepat daripada teks, sehingga visualisasi dapat meningkatkan pemahaman dan retensi informasi.

Contoh penggunaan visualisasi yang efektif adalah infografis. Infografis menggabungkan teks dan gambar untuk menyampaikan informasi secara ringkas dan menarik. Selain itu, video pendek yang menjelaskan konsep atau proses tertentu juga bisa sangat efektif. Video ini bisa berupa animasi, demonstrasi langsung, atau bahkan wawancara singkat dengan ahli.

3. Buat Konten yang Ringkas dan Padat

Salah satu ciri utama dari konten snackable adalah ringkas dan padat. Siswa cenderung lebih mudah kehilangan fokus jika disajikan dengan konten yang panjang dan bertele-tele. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan informasi secara langsung dan jelas. Gunakan kalimat pendek dan paragraf yang tidak terlalu panjang. Poin-poin penting harus disajikan dalam bentuk daftar atau bullet points untuk memudahkan pemahaman.

4. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Mudah Dipahami

Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami sangat penting dalam membuat konten pembelajaran. Hindari penggunaan jargon atau istilah teknis yang mungkin tidak dipahami oleh semua siswa. Jika harus menggunakan istilah tertentu, pastikan untuk memberikan penjelasan yang jelas. Bahasa yang sederhana akan membuat siswa merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam mempelajari materi.

5. Interaktif dan Partisipatif

Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas konten. Konten yang interaktif dan partisipatif akan membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan menyertakan kuis, permainan edukatif, atau latihan interaktif dalam konten. Misalnya, setelah menjelaskan suatu konsep, guru bisa memberikan kuis singkat untuk menguji pemahaman siswa. Ini tidak hanya membantu memperkuat pengetahuan, tetapi juga memberikan umpan balik langsung.

6. Buat Konten yang Fleksibel dan Mudah Diakses

Konten pembelajaran harus fleksibel dan mudah diakses oleh siswa. Pastikan bahwa konten dapat diakses melalui berbagai perangkat seperti komputer, tablet, dan ponsel. Ini akan memungkinkan siswa untuk belajar kapan saja dan di mana saja. Selain itu, pertimbangkan untuk menyediakan konten dalam berbagai format, seperti teks, audio, dan video, untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa.

7. Perbarui dan Revisi Secara Berkala

Dunia pendidikan terus berkembang, begitu juga dengan konten pembelajaran. Penting untuk selalu memperbarui dan merevisi konten guru agar tetap relevan dan akurat. Mintalah umpan balik dari siswa dan gunakan umpan balik tersebut untuk meningkatkan kualitas konten. Revisi berkala juga memungkinkan guru untuk menambahkan informasi baru dan memperbaiki kesalahan yang mungkin ada.

8. Gunakan Cerita dan Contoh Nyata

Cerita dan contoh nyata dapat membuat konten lebih menarik dan mudah diingat. Siswa cenderung lebih terlibat ketika mereka dapat mengaitkan materi dengan situasi kehidupan nyata. Misalnya, ketika menjelaskan konsep ilmiah, guru bisa menggunakan contoh dari kehidupan sehari-hari atau menceritakan kisah nyata yang relevan. Ini akan membantu siswa memahami bagaimana materi yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan mereka.

9. Manfaatkan Teknologi dan Alat Digital

Teknologi dan alat digital dapat sangat membantu dalam menciptakan konten yang snackable. Platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan alat presentasi interaktif dapat digunakan untuk membuat konten lebih menarik dan interaktif. Misalnya, guru bisa menggunakan alat seperti Kahoot untuk membuat kuis interaktif atau Canva untuk membuat infografis yang menarik.

10. Evaluasi dan Tingkatkan

Terakhir, selalu evaluasi efektivitas konten pembelajaran yang guru buat. Gunakan data dan umpan balik dari siswa untuk menilai apakah konten telah mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan evaluasi ini, buat perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas konten. Evaluasi yang terus-menerus akan membantu guru memastikan bahwa konten pembelajaran tetap relevan, menarik, dan efektif.

Membuat konten pembelajaran yang snackable membutuhkan pemahaman mendalam tentang audiens, penggunaan visualisasi yang menarik, penyajian yang ringkas dan padat, serta penggunaan bahasa yang sederhana. Selain itu, penting untuk melibatkan siswa secara interaktif, memastikan konten mudah diakses, dan selalu memperbarui konten sesuai perkembangan terbaru. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, guru dapat menciptakan konten pembelajaran yang efektif, menarik, dan mudah dipahami oleh siswa.

Kalau guru ingin tahu cara lebih jauh untuk meningkatkan produktivitas dalam dalam mengajar, yuk gunakan platform Pijar sekolah.

Pijar Sekolah adalah sebuah platform pembelajaran digital terpadu yang mendukung pihak sekolah dalam menciptakan pembelajaran digital yang seru dan menyenangkan. Pijar Sekolah memiliki ribuan konten digital yang menarik, mulai dari Buku Digital Interaktif, Buku Digital, Video Pembelajaran, hingga Laboratorium Maya yang bisa dimanfaatkan oleh semua siswa untuk mendukung mereka dalam belajar di sekolah.

Selain menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, Pijar Sekolah hadir untuk membantu pihak sekolah dalam melakukan pelaksanaan ujian. Melalui Pijar Sekolah, pihak sekolah dengan mudah melaksanakan Ujian Sekolah Berbasis Aplikasi (UBK), dan memudahkan para guru dalam membuat soal, melakukan penjadwalan ujian, mengawasi ujian, dan memeriksa hasil ujian.

Referensi
https://www.storyly.io/glossary/snackable-content
https://www.digiformag.com/en/teaching-methods/what-to-make-of-snack-content-and-micro-learning/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *